Jadi brengsek itu mudah, caranya adalah gak usah peduli pada
apapun dan siapapun. Kamu gak perlu
memikirkan apa akibat dari perbuatanmu terhadap perasaan orang lain. Kamu gak
perlu peduli pada konsekuensi dari perbuatanmu. Misalnya, sehabis minum air
kemasan, buang aja botolnya sembarangan di jalan, gak usah peduli apa kata
orang. Atau kamu cuek aja waktu ngerokok di tempat umum yang lagi penuh sesak orang.
Sedangkan untuk menjadi orang baik sedikit lebih susah. Karena
tak jarang orang baik harus mau mengorbankan hati, waktu, dan usaha. Imbalannya
juga kadang gak sebanding dengan usaha yang orang baik tersebut lakukan.
Nah, karena untuk menjadi orang brengsek itu jauh lebih
mudah daripada menjadi orang baik, maka kita lebih sering berhadapan dengan
orang – orang nyebelin di berbagai tempat. Sebut saja di kelas, di kampus, di
kantor, di dunia percintaan, di sebelah kamu, dan masih banyak tempat lainnya.
Orang brengsek gak cuma cowok, cewek juga banyak, mereka
bisa jadi merupakan teman kita sendiri, yang sering jalan bareng sama kita,
yang sering ke salon bareng kita, tapi ketika kita gak ada di sekitarnya,
mereka ngomongin yang jelek – jelek tentang kita. Mati aja deh temen kayak
gitu, ya nggak ?
Orang – orang baik bak malaikat penolong sepertinya justru
banyak yang sembunyi, mungkin mereka merasa takut dan trauma karena kebaikannya
justru sering dimanfaatkan dan diremehkan banyak orang.
Lantas apalagi ya yang membuat kita lebih mudah bertemu
orang – orang brengsek dan nyebelin dan susah banget bertemu dengan orang baik
? Beberapa hal berikut ini mungkin bisa menjadi jawabannya !
Orang brengsek
seringkali kita temukan di tempat – tempat seru, khususnya yang menyediakan
minuman beralkohol
Habitat orang – orang brengsek gak jauh – jauh dari bar dan
klub malam. Yang notabene menyediakan minuman beralkohol. Udah banyak kan yang
bilang kalau minum alkohol itu bisa merubah orang. Orang yang tadinya baik pun
kalau udah minum miras bukan gak mungkin jadi beringas.
Ini tidak berarti semua orang yang sering datang ke bar dan
klub malam semuanya orang brengsek lho ! Hanya saja kesempatan kamu untuk
ketemu orang – orang brengsek dan nyebelin persentasenya sangat tinggi.
Orang menjadi
brengsek karena orang brengsek yang lain
Orang brengsek itu seperti zombie, atau seperti virus menular. Cepat menyebar. Ketika kamu berada di sekitar orang – orang nyebelin, kamu bisa saja menjadi orang nyebelin juga. Misalnya kamu setiap hari mendengar teman – temanmu ngegosip, awalnya kamu sebel, tapi daripada kamu jadi bahan gunjingan, kamu pun akhirnya ikut mereka ngegosipin orang lain.
Bukannya kamu menghindari hal – hal yang membuatmu
terganggu, kamu justru menjadi bagian di dalamnya. Fenomena ini disebut “compulsion
to repeat the trauma.” Hal ini kerap terjadi pada pelaku pelecehan seksual yang
dulu pada masa kecilnya menjadi korban pelecehan juga.
Jika kamu pernah dilukai, peluang kamu melukai orang lain
akan semakin besar. Tetapi tentu saja hal tersebut tidak berlaku pada semua
orang, namun pasti ada yang seperti itu.
Media mengajarkan
laki – laki untuk menjadi brengsek
Media massa, baik cetak maupun elektronik dan juga media sosial sangat banyak mengekspos payudara dan pantat, menjadikan tubuh wanita menjadi objek yang lazim dilihat.
Berbagai film juga secara terang – terangan menjadikan
tubuh wanita menjadi objek seksual. Gambar, foto dan video yang isinya wanita
sexy diindikasikan membuat laki – laki merasa wajar untuk melakukan pelecehan
seksual dan menganggap semua wanita bisa dilecehkan. Padahal tidak !
Orang baik takut
disakiti (lagi dan lagi) oleh orang – orang brengsek dan menyebalkan, jadi
mereka memilih untuk sembunyi saja
Mungkin sebenarnya banyak sekali orang baik di luar sana, tapi bisa saja mereka justru pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan akibat kebaikan hati mereka. Misalnya saja kita pernah disakiti padahal kita sudah berbaik hati, biasanya kita enggan untuk berbaik hati lagi karena takut akan disakiti lagi. Contoh lagi, kamu pernah meminjamkan buku kepada teman sekelas, dia meminjam buku kepada kamu karena tahu kamu pasti akan dengan senang hati meminjamkannya, tapi justru teman tersebut tidak mengembalikan buku kamu itu dan parahnya lagi teman kamu tersebut enggan mengembalikan buku karena kamu baik hati dan tidak mungkin akan meminta bukumu kembali. Damn, mati aja deh temen kayak gitu, ya nggak ?
Orang baik itu seperti permata yang sangat berharga, sangat
jarang ditemukan. Dan ketika kamu memiliki orang – orang baik di sekitar kamu,
jagalah dia dan jangan sakiti hatinya, serta jangan manfaatkan kebaikan hatinya
untuk kepentinganmu belaka. Karena sekali saja mereka disia – siakan, mereka
akan lelah dan mungkin akan enggan bertemu dengan kamu lagi. Dan mereka akan
memilih untuk sembunyi saja daripada bertemu dan berteman dengan orang – orang brengsek
nan menjengkelkan.
Meskipun orang baik susah dijumpai akhir – akhir ini, tapi
bukan berarti kamu tidak bisa menemukan mereka. Jika kamu layak menjadi bagian
dari orang – orang baik, mereka pun akan senantiasa berada di sekeliling kamu. Kamu
hanya harus bersabar dalam proses mencari mereka, karena akan lebih baik jika
mencari batu permata daripada harus bersama terus dengan batu – batu tak
berharga.
Mengapa Semakin Dewasa, Kita Semakin Membenci Banyak Orang (Dan Mengapa Itu Gak Masalah)
loading...
Kenapa Sih Gampang Banget Ketemu Orang Brengsek dan Susah Banget Ketemu Orang Baik ?
4/
5
Oleh
Nab