Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol Jangan Dibully, Ini Alasan Kamu Harus Stop Bully Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol !


Ayo Stop Bully Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol !

Video viral anak SD salah sebut ikan tongkol di depan Jokowi sedang panas diperbincangkan. Tidak hanya video, tapi juga meme dan dagelan-dagelan lain yang secara langsung maupun tidak turut mengolok-olok anak SD yang salah sebut ikan tongkol menjadi alat kelamin pria.


Jujur saja, saya pun sempat tertawa dan tertarik untuk membuat tulisan tentang fenomena yang saya pikir bakal menjadi trending topic (dan benar menjadi hot trend di Google Trend 26 Januari 2017). Lalu memori saya kembali ke beberapa hari yang lalu saat sedang menunggu ikomah sholat di masjid. Kebetulan masjid tersebut jadi satu komplek dengan SD Islam Terpadu, sehingga banyak anak SD dan guru (yang lazim dipanggil ustad di SD Islam Terpadu) yang ikut sholat, bersama dengan warga sekitar. Saat pak guru merasa sudah waktunya ikomah, pak guru pun menyuruh salah satu murid, sebut saja namanya Adi untuk ikomah, namun sesaat sebelum Adi mengumandangkan ikomah, ada seorang kakek yang tiba-tiba berdiri dan mengumandangkan ikomah, sontak teman-teman Adi pun tertawa dan mengolok-olok Adi karena nggak jadi iqomah, bahkan salah satu temannya sambil tertawa dan menunjuk muka Adi menjuluki Adi sebagai kakek-kakek. Adi pun menangis saat mau sholat, dan saya lihat masih menangis (menutupi mukanya) saat selesai sholat.

Baca juga :





Sepengetahuan saya kakek yang mendahului Adi untuk ikomah ini memang penjaga masjid yang pendengarannya sudah mulai terganggu, jadi mungkin saat pak uztad menyuruh Adi iqomah, kakek penjaga masjid mengira dia yang disuruh. Sepele ya kelihatannya ? Terlepas dari itu, dampak yang begitu terlihat justru ada pada Adi yang kena bully karena hal tersebut. Dan bully semacam ini yang bukan tidak mungkin berdampak sama dengan Ari si anak SD yang salah sebut ikan tongkol di depan Jokowi.

Mari kita lihat The Bullying Circle dari The Olweus Bullying Prevention Group ini !
The Olweus Bullying Prevention Program menjelaskan bahwa orang (dalam kasus ini disebut murid-murid) yang berperan atau ikut mendukung aksi bully adalah bagian dari lingkaran bully (Bullying Circle).
Bullying Circle via al dia today

Orang yang membully
Tukang bully, yang memulai aksi bully, bisa dibilang tokoh antagonis utama

Orang yang ikut-ikutan membully
Mendukung aksi bully, dan juga aktif ikut membully, kalau di sinetron ya ini anak buahnya tokoh antagonis utama

Orang yang mendukung aksi bully
Orang yang mendukung aksi bully, dalam keterangan gambar, orang ini biasanya yang ikut-ikutan tertawa.

Orang yang mendukung aksi bully tapi pasif
Maksudnya orang ini suka atau menikmati ada aksi bully tapi tidak mau ikut-ikutan

Si Netral Aja
Si Netral aja sesuai namanya tidak mendukung pihak yang dibully maupun yang dibully, lebih ke “Bukan urusan gue,” atau “lihat dan apa yang akan terjadi selanjutnya.”

Orang yang sebenarnya bisa menghentikan aksi bully tapi...
Ya, ada yang sebenarnya tidak suka dengan aksi bully yang sedang dia saksikan, dan dia mampu menghentikan aksi bully yang sedang terjadi, tapi dia lebih memilih untuk tidak berbuat apa-apa.

Orang yang membantu menghentikan aksi bully
Ada yang tidak suka dengan aksi bully dan mencoba membantu korban bully dan menghentikan aksi bully.

Kamu mau jadi yang mana ?

Dampak bully juga banyak, orang yang membully dapat memberikan dampak yang sangat negatif pada korban bully, orang yang berpotensi di bully, dan lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Untuk dampak negatif pada korban bully antara lain depresi, minder, masalah kesehatan (psikis dan fisik), kurang produktif (malas belajar, malas ke sekolah kalau untuk pelajar), prestasi menurun, kecenderungan tinggi untuk bunuh diri.

Baca juga :





Untuk orang yang berpotensi di bully atau melihat banyaknya aksi bully di sekitarnya dampak negatifnya adalah dia tidak merasa aman dan selalu resah kalau suatu saat dia yang menjadi korban bully selanjutnya. Dia bisa menjadi penakut, tidak berani mengambil tindakan, merasa bersalah, dan kecenderungan untuk ikutan membully saja daripada dibully.

bayangin kalau anak kamu, ponakan kamu, atau adik kamu dibully

Untuk kasus video anak SD salah sebut ikan tongkol di depan Jokowi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalui ketuanya Asrorun Niam Sholeh sudah menghimbau agar netizen berhenti membully anak SD yang salah sebut ikan tongkol. Asrorun meminta agar stop menyebarluaskan video “Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol di Depan Jokowi” tersebut. Hal ini tentu mengacu pada tingginya potensi bully pada anak SD tersebut.


Kebayang nggak sih pas di sekolah, anak SD bernama Ari itu diolok-olok temannya dengan kata-kata “Ikan Tongkol”, dan “Ikan Kon***.” Itu baru di lingkungan sekolah, belum lagi kalau dia pulang terus diolok-olok tetangganya, diketawain di jalan sepanjang jalan menuju rumah, terus masuk rumah cek media sosial banyak meme wajah dia, meme ikan tongkol, lalu nonton televisi dia juga lihat beritanya, duh kasian banget kan ! Yuk udahan, jangan bully anak SD salah sebut ikan tongkol di depan Jokowi ! Stop bully anak SD yang salah sebut ikan tongkol !


loading...

Artikel Terkait

Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol Jangan Dibully, Ini Alasan Kamu Harus Stop Bully Anak SD Salah Sebut Ikan Tongkol !
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email

Cari Artikel